Novel Ular Keempat karya Gus tf Sakai merupakan sebuah novel yang mencoba untuk kembali memecah persoalan penting dalam adat Minangkabau. Cerita yang membungkus persoalan ini adalah sebuah kisah nyata tentang rombongan jemaah haji yang terjadi pada tahun 1970-an. Mereka dilarang untuk melanjutkan perjalanan haji karena mereka tidak melalui prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah, melalui departemen agama, dan juga karena ulah penyedia jasa perjalanan ibadah haji swasta. Namun, akhirnya mereka tetap melakukan ibadah haji dengan cara negosiasi dengan pihak kapal, yang menaruh perhatian terhadap perjuangan mereka. Dan juga ternyata bahwa pemerintah Arab Saudi menyambut mereka dengan penghormatan yang luar biasa, karena perjuangan yang telah mereka lakukan untuk sampai di tanah suci.
Kisahan novel ini dilakukan dengan memutar kembali ingatan sang tokoh, Junir, yang sering kali menjemput ingatannya tentang berbagai peristiwa yang pernah terjadi di kampung halamannya semaca kecil. Dengan cara yang demikian, cerita bersesakan dengan berbagai setting yang pernah terjadi, keadaan sosial politik, peristiwa PRRI, romantisme kampung halaman, rindu dendam, dan juga persoalan demokrasi yang ada di Minangkabau, yang menjadi bagian penting di akhir novel ini.